PIAUD UIN MATARAM

Dosen Seni PIAUD UIN Mataram Jadi Narasumber Pelatihan Musik di Desa Gelangsar

Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat menunjuk Yuga Anggana, dosen seni pada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Mataram, sebagai narasumber utama dalam Pelatihan Musik sebagai Upaya Meningkatkan Potensi Masyarakat di Desa Gelangsar, Kecamatan Gunung Sari.


Kolaborasi Akademisi dan Pemerintah Daerah Hasilkan Karya Musik Kreatif Berbasis Tradisi

Mataram, 14 November 2025 — Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat menunjuk Yuga Anggana, dosen seni pada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Mataram, sebagai narasumber utama dalam Pelatihan Musik sebagai Upaya Meningkatkan Potensi Masyarakat di Desa Gelangsar, Kecamatan Gunung Sari. Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini berhasil melahirkan satu karya musik kreatif yang menggabungkan musik tradisi Genggong khas Gelangsar dengan format musik band modern.

Kegiatan tersebut diikuti oleh delapan pemuda desa yang bermain dalam format band serta dua orang sepuh pemain Genggong. Kolaborasi lintas generasi ini menghasilkan sebuah komposisi bertema keindahan Desa Gelangsar—karya musik yang tidak hanya merepresentasikan identitas desa, tetapi juga menjadi bentuk nyata pelestarian budaya melalui pendekatan kreatif.

Dalam pelatihan itu, Yuga Anggana tidak bekerja sendiri. Ia menggandeng praktisi musik sekaligus personel band Amtenar, Beby, yang turut memberi pelatihan teknis dan memotivasi para peserta. Kehadiran Beby—personel dari salah satu band paling populer di Lombok—disambut antusias para pemuda. Banyak dari mereka mengaku mengidolakan Amtenar dan hafal lagu-lagu populernya. Kolaborasi ini semakin membangkitkan semangat peserta dalam menciptakan karya baru yang memadukan tradisi dan musik modern.

Kompetensi Dosen Seni PIAUD UIN Mataram Diakui Pemerintah Daerah

Penunjukan Yuga Anggana sebagai narasumber bukan tanpa alasan. Selama bertahun-tahun, ia dikenal aktif dan produktif dalam kegiatan seni dan budaya di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Yuga telah menjadi mitra berbagai dinas pemerintah daerah dalam program pemajuan kebudayaan, terutama pada pengembangan seni kreatif, dokumentasi tradisi, serta pemberdayaan komunitas seni di tingkat desa.

Kontribusinya tidak hanya pada masyarakat luas, tetapi juga kuat di ranah akademik. Sebagai dosen seni, Yuga secara konsisten membimbing mahasiswa PIAUD untuk menciptakan karya-karya lagu anak yang kemudian dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di berbagai TK dan PAUD. Pendekatan kreatif yang ia kembangkan terbukti mampu membuka potensi musikal mahasiswa dan memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan anak usia dini.

“Kolaborasi seperti ini sangat penting. Akademisi tidak boleh hanya tinggal di ruang kelas—ia harus hadir di tengah masyarakat dan memberi manfaat sesuai bidang keahliannya,” ujar Yuga dalam kesempatan wawancara.

Kolaborasi Akademisi–Desa sebagai Model Pengembangan Potensi Lokal

Kepala Desa Gelangsar dan jajaran Dinas Pariwisata Lombok Barat mengapresiasi kehadiran tim pelatihan ini. Mereka menilai bahwa keterlibatan akademisi seperti Yuga Anggana memberi warna baru dalam pengembangan potensi budaya. Melalui pendekatan partisipatif, pelatihan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan bermusik pemuda, tetapi juga memperkuat hubungan mereka dengan warisan budaya desa.

Karya musik yang dihasilkan rencananya akan direkam dan dijadikan bagian dari promosi desa wisata. Pemerintah desa juga menyampaikan rencana menjadikan musik Genggong sebagai aset budaya yang terdokumentasikan secara profesional dengan dukungan akademisi dan pemerintah kabupaten.

Dua Hari Pelatihan, Satu Karya Kolektif Berbasis Tradisi

Walaupun hanya berlangsung dua hari, pelatihan ini membuktikan bahwa sinergi antara pemuda, sesepuh desa, akademisi, dan pemerintah dapat menghasilkan karya musik kreatif yang berkualitas. Perpaduan Genggong dan musik band modern menjadi simbol bagaimana tradisi dan inovasi dapat berjalan berdampingan untuk memperkuat identitas budaya lokal.

Kegiatan ini diharapkan menjadi model kolaborasi lanjutan antara UIN Mataram dan pemerintah daerah dalam upaya pengembangan potensi kreatif masyarakat, terutama di desa-desa yang memiliki kekayaan budaya seperti Gelangsar.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *